RAKYAT MERDEKA — Menurut anggota DPR RI, Fadli Zon, Kapolda Jawa Timur Inspektur Jenderal Nico Afinta seharusnya diganti buntut dari tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jatim.
“Harus ada yang bertanggung jawab. Kalau saya lihat sih Kapolda [Jatim] juga diganti saja, kan itu aspirasi masyarakat juga,” ujar Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (5/10).
Fadli juga meminta agar tragedi Kanjuruhan direspons secara sensitif.
Menurutnya, pada beberapa peristiwa serupa yang terjadi di luar negeri, pejabat yang bertanggung jawab langsung mengundurkan diri. Mereka juga tidak menunggu dicopot oleh atasannya.
“Jadi harus sensitiflah melihat, kalau di luar negeri itu bukan dicopot, mundur. Jadi masih revolusi mentalnya jalan, mereka mengundurkan diri baik itu kapolres, kapolda. Tentu ini kejadian Shinzo Abe di sana, bukan hanya mundur bahkan ada yang bunuh diri karena gagal. Kita tidak ada tradisi itu, paling enggak tradisi malulah kalau gagal,” terangnya.
Penyebab tragedi Kanjuruhan
Fadli sendiri menilai, tragedi Kanjuruhan terjadi dikarenakan penggunaan gas air mata yang dilarang oleh FIFA malah digunakan di dalam stadion.
Dia juga menyayangkan penggunaan gas air mata tersebut karena sudah menimbulkan banyak korban meninggal dunia.
“Menurut saya, kuncinya jelas di situ gas air mata, penerapan gas air mata di lapangan yang kabarnya itu tidak diperbolehkan oleh FIFA sendiri jelas. Kenapa misalnya kalau untuk mempersiapkan, mengantisipasi itu bukan water cannon, bukan air yang netral. Tentu enggak akan banyak korban, apalagi sampai meninggal. Paling orang berjatuhan atau apa,” kata politikus Partai Gerindra tersebut.
Oleh karena hal itu, ia meminta untuk semua prosedur penyelenggara sepak bola di Indonesia bisa ditinjau kembali. Fadli menegaskan, jika semua masyarakat, khususnya para pendukung klub sepak bola bukanlah musuh.
Dia berpendapat, para pendukung klub sepak bola datang ke stadion untuk santai, menikmati hiburan, dan memberikan apresiasi kepada tim kesayangannya.
“Jangan dianggap musuh. Ini seperti menganggap rakyat itu kayak musuh. Ini enggak boleh, mentalitas seperti ini yang harus diubah dari aparat penegak hukum juga, aparat pengamanan,” ucap Fadli.
Permintaan pencopotan Kapolda Jatim
Diketahui, sejumlah pihak memberikan desakan agar Nico dicopot dari jabatan Kapolda Jatim. Nico disebut harus bertanggung jawab atas Tragedi Kanjuruhan.
Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia Usman Hamid mengatakan, jika hal itu diperlukan sebab Nico memegang kewenangan pengamanan tertinggi untuk wilayah Jawa Timur.
“Kapolda Jawa Timur Layak dimintai tanggung jawab termasuk dicopot jika memang gagal atau tidak mengambil tindakan yang layak dan diperlukan untuk mencegah kejadian tersebut,” katanya.
Merespons hal tersebut, Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo memastikan tim investigasi bekerja berdasarkan fakta-fakta yang ada dan ditemukan di lapangan.
“Tim investigasi yang dibentuk oleh Pak Kapolri ini bekerja berdasarkan fakta hukum. Kita tentunya tidak berandai-andai dan tentunya keputusan nanti ada di Bapak Kapolri,” jelasnya dalam konferensi pers, Selasa (4/10).